Orang Baik
Saya adalah satu dari sekian banyak orang yang awalnya tidak
setuju Bp.Jokowidodo ikutan menjadi Capres. Pertimbangannya sama dengan yang
lain, karena belum selesai masa tugasnya menjadi Gurbernur di Dki Jakarta. Yaah..
walaupun pada akhirnya saya sepakat dengan pemikiran yang mengatakan menjadi
Presiden tidak berarti Jokowi tidak amanah, melainkan membuat pekerjaan dan
rencananya untuk membenahi Jakarta lebih maksimal, karena ia berada ditampuk
kepemimpianan nasional. Tapi itu sekarang.. kalau dulu saya memang kurang
setuju.
Jadi, kapan saya berbalik arah dan mendukung sepenuhnya pak
Jokowi. Tepatnya ketika Bp.Prabowo dengan partai Gerindra menggandeng koalisi Partai
Sapi. Seketika itu juga rasa simpati saya hilang. Secara pribadi saya
menghormati dan salut dengan pak Prabowo. Itu pulalah sampai saatini, walau
mendukung Jokowi, saya sama sekali tidak pernah menjelek-jelekkan beliau. Bahkan beberapa kesempatan dimedia sosial,
saya yang pro Jokowi ikut-ikutan membela apa bila ada Fanboy Jokowi yang
mencela Prabowo kelewat batas.
Hanya sedikit yang sadar atau mungkin pura-pura lupa, bahwa
sampai saatini kalau kita punya kepala daerah yang tergolong mentereng seperti
Jokowi-Ahok, tak lepas dari campur tangan dan pemikiran visioner dari Prabowo. Tenaga,
dana pikiran ia sumbangkan demi pemenangan Jokowi-Ahok. Saya mengikuti diberita
bagaimana pak Prabowo rela bolak-balik membujuk ibu Megawati agar mau mencalonkan
Jokowi yang saatitu masih Walikota Solo. Dan posisi saatitu, PdiP telah siap
mendukung Fauzibowo untuk periode ke2 dengan calon wakil gurbernur dari PdiP
sendiri.
Jadi wajar rasanya bila pada kampanye kemaren Prabowo mengekspresikan
kemarahannya di berbagai kampanye, sampai titikini saya masih mengerti dan
tetap tidak akan kehilangan rasa hormat pada pak Prabowo. Tapi tidak dengan
team suksesnya!! Bergabungnya partai Sapi di kubu prabowo membuat saya kuatir
kalau-kalau kampanye simpatik, nasionalis sejati seperti yang selama ini
dicirikan oleh Prabowo dan Gerindra akan dikotori oleh partai “munafik” ahli
propaganda yang satuini.
Dan betul.. dugaan saya tidak salah, Gerindra dan Prabowo
kesannya tak lagi sama! Hilang sudah warana pluralisme yang dulu melekat pada
Gerindra dan Prabowo. Team suksesnya dan partai pendukungnya menyeret Prabowo atau diblock dan seolah menjadi milik satu Agama saja. Maklumlah partai Sapi dan
gerombolannya memang selama ini terkenal dengan dagangan agamanya. Jadi mereka juga melakukan hal
yang sama dengan Prabowo. Prabowo yang nasionalis di block, di “branding” di cat
satu warna saja, yaitu warna agama
mereka.
Lihatlah kampanye team sukses Prabowo saatini, selalu
menjelek-jelekan ke “agamaan” seorang Jokowi. Mereka mencari berbagai dalil, plintiran
bakan Fitnah keji demi membuat Prabowo kelihatan lebih “agama” daripada ke”agamaan”
Jokowi. Selain itu mereka juga bermain sentimen Ras, sebuah sentimen yang harusnya
sudah basi untuk kekinian, tapi ia kalau itu benar, lagi-lagi fitnah belaka.
Dan semua kejadian itu membuat saya mantap memilih no:2 ,dimana
kumpulan orang-orang yang mencintai Indonesia dengan dimensi banyak warna. Dimana
orang-orang yang mencintai perbedaan sebagai sebuah kekayaan yang pantas kita
jaga bersama, berkumpul berasatu padu demi Indonesia hebat! dan ya.. yang paling sulit disanggah adalah hasil kerja nyata Jokowi-Jk yang nyata didepan kita.
Selain itu, pemilihan pak Anies Baswedan sebagai juru
bicara team pemenangan Jokowi-Jk, sungguh pilihan tepat. Saya sering mengamati
Rektor termuda ini disetiap kesempatan di media selalu mengatakan “pilihlah orang baik! Ya..
orang baik! sebuah kalimat sederhana yang kesannya tidak bombastis, retoris,
dan gigantis, laiknya istilah yang biasanya diberikan oleh orang lain untuk
menarik perhatian dan rasa simpati. Tapi justru kesederhanaan kalimat : Orang Baik, justru
menjadi sangat tajam dan menjadi penjelas, bahkan antitesa dari calon yang
lain.
Sederhananya, lawan orang baik adalah orang..? berarti lawan
kandidat Jokowi adalah Orang...? nah, isi sendiri. Dan lagi semua orang pasti
nyari orang baik bukan?! Coba cek percakapan kita sehari-hari pasti sering
terucap:
"udaah temenan sama orang baik aja..
"kalau nyari pacar itu ya orang baik..
"aku suka sama dia karena dia orang baik..
"udaah temenan sama orang baik aja..
"kalau nyari pacar itu ya orang baik..
"aku suka sama dia karena dia orang baik..
Pokoknya semua orang pasti sukanya orang...? ia, orang baik! Dan
Jokowi di “branding”sebagai orang baik. Berarti semua orang suka dan pilih?! Jokowi!
Salam dua jari.
@matondank
Isinya sama saja, orang baik tidak akan menyudutkan orang lain karena sesuatu yg dianggap tidak baik. Orang baik tidak akan melihat org dr luar nya. Orang baik belum dirasa mampu menilai orang lain. Orang baik biasanya melihat dr kebaikan org bukan dr keburukan. Orang baik yg saya bilang skrg bukan jokowi, tp pengikut2nya. Orang baik biasanya juga akan menghimbau teman2nya supaya berbuat baik. Orang baik seperti jokowi hanya antara dia dan penciptanya. Semoga aja benar pilihannya. :)
BalasHapus