Cinta tak pernah usai





Seketika ia bangkit berdiri, lesung pipinya mengembang dan bertanya, “mau minum apa kak?!
Tanyanya antusias. Its oke.. aku pesan sndiri aja! kataku sambil mengangkat tangan setengah, seolah memaksanya untuk tetap duduk ditempat. Setelah melalui antrian yang tidak terlalu panjang dimeja pemesanan, segelas kopi kini ada digengamanku, dan bergegas ke meja tempat ia duduk.

“apa kabar?! Tanya kami berbarengan dan kemudian memecahkan tawa di kopi shop itu. “Ya..kamu dulu deh kataku sambil duduk berhadapan dengannya. Umm.. kerjaan baik, tapi memang belakangan ini suka pulang lebih malem, maklum loadnya makin banyak karena harus megang tanggung jawab teman yang baru resign kemaren katanya. “eh kakak gimana nih, katanya baru dapat kerjaan baru ya?!

Duapuluh menit dalam bilangan kami berbincang-bincang adalah waktu yang paling aku nikmati sore itu, sampai akhirnya masuklah kedalam topik pembicaraan itu, topik yang membuat aku segera mengerti kenapa setalah sekian lama, tiba-tiba saja ia buru-buru mengajakku bertemu. Bukaan.. ia tidak sedang bergabung dengan perusahaan MLM yang biasa mengakarabi calon korban..eh, calon klientnya. Tapi ini..ini lebih dari itu. 

ini tentang pria! Mahluk sejenis ku yang kerap menjadi bahan keluh kesah dan kegelisahan para wanita. “jadi dia pikir dia itu segalanya kak! Seolah-olah dia itu manusia paling penting, dia pikir dia siapa! Suaranya meninggi, raut wajahanya sedikit memerah menahan emosi, tarikan nafasnya terpacu dengan  sorot mata tajam mengkekspresikan rasa marah yang teramat besar.

Dan aku?! seperti biasa menjadi pendengar yang baik, sebuah reputasi yang kunikmati selama ini. Tapi bukan.. tidak kali ini, khususnya ketika wanita yang mulai kau sukai sedang berbicara tentang pria lain dengan mengebu-gebu. Terlepas itu berbicara dengan rasa kebencian atau bukan. Tapi yang jelas, ia berbicara tentang pria lain. Seorang mantan!!

Aku menghirup kopi digelas ku, sambil menatapnya dengan mimik wajah yang serius. Sekali-sekali aku menimpalinya dengan agurumen kecil dan nasehat yang sudah pasti tak akan efektif, hanya sekedar untuk memastikan bahwa aku terlihat  antusias dan turut prihatin. Judul memang tetap kebencian, tapi dari ceritanya, aku segera tahu bahwa cinta tak pernah usai.

Ia bisa saja menterjemahkan rasa benci dalam bentuk sumpah serapah, tapi aku tau dengan pasti bahwa didalam, didalam sana, jauh didalam hatinya, tergores rasa hilang  yang begitu tajam yang ditambal dengan benih-benih kebencian. Tujuannya sih move on, sebuah kata sakti yang sering dipakai para siapa saja untuk menunjukan ketegaran dan keteguhan hati bagi mereka yang riwayat cintanya tersudahi.

Aku langsung menyesali perasaan ku seketika. Rasa senang dan penuh tanya ketika ia mengajakku bertemu. Ia, aku tahu bahwa ia baru saja bubaran dengan si mantan. Aku juga siap kalau ia membutuhkan teman cerita pengusir resah. Aku juga senang menjadi pelipur lara ditengah rasa yang menghampa. Tapi bukan, tidak seperti ini.

Aku menyukainya, bahkan mulai mengimpikannya, hingga sampai sore itu. Dimeja kopi shop itu. Aku memutuskan mengurungkan niat dan perasaan ku, dan mendorong diriku kembali keposisi semula. Sebuah posisi yang dibenci  oleh sebagian orang. Posisi friend zone! Mas, ito, Ko, Kak, Bro.. sebut mana saja! 

Bukan, bukan dia yang menempatkan ku disitu, tapi aku yang memilih! sudah menjadi obsesiku untuk mencari wanita yang belum pernah pacaran. Kedengaran menggelikan bukan? Dizaman sekarang, nyari cewe yang belum pernah pacaran? Noh ada! Anak TK!! begitu suatu saat temanku menertawakan.
Bagi pria umumnya hal itu memang menggelikan dan jauh dari kesan macho, jauh dari kesan jiwa petarung. Menaklukan wanita single memang kebanggaan tersendiri. Tetapi menaklukan pacar orang, itu lebih dari pemenang! 

  Tapi setiap orang punya tipe dan jalan masing-masing. Sedangkan buatku, aku tidak pernah menyukai wanita yang pernah pacaran, sekarab apapun itu, sebesar apapun peluang terbuka, aku segera mendorong mereka ke friendzone. Sis, dek, ito. Dan dia adalah orang kedua yang pernah membuatku melanggar prinsip itu. 

Sedangkan menyukai pacar orang? BIG NO!! Bukan masalah takut bertarung, atau takut melukai perasaan orang. Tapi akau selalu mati rasa bila melihat wanita yang sudah punya pacar! Ya.. sekali lagi mungkin orang menyebutnya PENGECUT! Terserah, ini masalah prinsip, ketetapan hati, yang belum tentu semua orang bisa mengerti.

Ia, tidak semua orang mengerti bahwa cinta tidaklah pernah usai. Ia..tidak pernah usai! seberapa dalam pun sebuah luka, seberapa pahitpun sebuah peristiwa, semulus apapun upaya move on, pasti suatu waktu seseorang akan terkenang pada mantannya dulu! Dan akan selalu ada momen dimana sang mantan menjadi tolak ukur, terhadap kekasih baru.

Itulah sebabnya aku menghindari wanita yang sudah pernah pacaran, semata-mata menghindarkan diri menjadi bahan meteran. Dan juga berkomitment untuk mencari satu wanita saja untuk selamanya. Sebuah tindakan yang mungkin dianggap orang sebagai tindakan pengecut! Tapi buatku? Itu prinsip hidup!

Kuteguk tetes kopi terakhir ku, menyudahi perbincangan kita beranjak dari kopi shop, mengitari sore yang ramai dengan beraneka cerita berbumbu sang mantan. Kami memutuskan menonton film dan pulang agak larut malam. Baginya malam itu mungkin menyenangkan, karena menemukan seseorang menjadi tumpahan resah dan kehampaan. Tapi buat ku, ini adalah kenyataan.... sebuah kenyataan, untuk...usaha lagi gan! Nyari yang lain, Ha5

Komentar

Postingan Populer