Salah

Disalah mengerti




Belakangan ini gue rada kesel, soalnya para mahasiswi yang sering datang ke toko tempat kerja gue, sekonyong-konyong menghilang. Padahal biasanya mereka rajin datang dan juga mereka adalah Costumer yang sangat potensial, loyal dan royal.

Secara setiap kali mereka datang, selalu bergerombol, gitu juga volume kedatagan mereka rutin. Walau seringnya cuman foto kopi doangan, tapi tetep aja, as a manager shop.. buat gue itu sangat berarti. Walaupun sebenenarnya gue enggak di target jugak sih, tapi rasanya kalau penjualan seret, berasa makan GB a.k.a gaji buta gitu.

Awalnya gue ga ngerti, apa penyebab, dan kenapa mereka sekarang jarang main ke toko gue, tapi setelah merenungkan, meneliti, dan mengadakan riset kecil-kecilan, akhirnya gue nemu penyebabnya.

Ternyata Tidak lain dan tidak bukan karena senyuman manis gue, plus tatap mata indah gue (yang mau muntah silahkan ambil ember dulu) soalnya setelah gue amati dan cermati, seperti siang tadi misalnya, seorang mahasiswi langganan toko, kelihatan kikuk dan salah tingkah ketika berpapasan sama gue di koridor, padahal ga gue apa-apain loh, cuman gue kasi senyum maut gue aja (lagi.. yang mau muntah siapkan ember aga gedean)

Plus di tambah keanehan-keanehan yang lain, semisal: setiap kali jalan lewat depan toko mereka ga berani deket-deket toko gue, mereka pasti jalan agak jauhan.

O mai gat.. apakah salah dan doosa ku *pance mode on. Memang selama ini setiap kali mereka dateng, terutama mereka yang rajin-rajin, gue berusaha menghafal nama mereka, dan menyebut nama mereka setiap kali ngobrol, engga lupa senyum dan kontak mata, percis apa yang gue pelajari di traning marketing dulu.

Tapi..Sepertinya inilah yang di salah mengerti sama mereka, analsis final gue mengerucut pada dua teori.

Teori yang pertama:
Ya itu tadi, mungkin mereka ga kuat berhadapan dengan pesona senyuman dan tatapan maut gue, sehingga mereka sering deg-degan dan sesek nafas kalu deket-deket gue.
(Yak.. kalau masih mau muntah juga, siapin baskom sekalian)

Teori kedua:
Mereka mungkin merasa gue mata keranjang kurang ajar yang kegenitan suka senyum-senyum kepedean dan tebar pesona, jadi mereka ill fill dan sesek nafas karna mo muntah kalo deket-deket gua, dan akhirnya ogah belanja di toko.
( ya ya ya..gue tau, elo pada pasti lebih setuju pada teori kedua kan?!)

Tapi yang manapun dari teori itu yang bener tetap aja gue rugi besar, soalnya selain kehilangan calon costumer potensial yang sangat mepengaruhi penjualan toko, sebenernya gue pengen banget berteman dengan mereka. Sekalian bangun networking gitu, Secara ini zamanya networking. Mungkin saat ini ga kepikir jenis simbiosis mutulaisme apa yang bisa di dapat dari pertemanan dengan mereka ini.

Tapi As we know, everything has been changing.. two or three year later, who knows kita saling membutuhkan.
Contoh:
Tiba-tiba gua diangkat jadi direktur di perusahaan gua, trus nih perusahaan maju jaya, trus gue butuh manager professional.. nah kan bisa tuh gue rekrut mereka.

Atau ini deh, contoh yang lebih simbiosis..misalnya nanti 2014 gue kepilih jadi presiden. Nah, kan gue butuh tuh namanya Mentri-mentri dengan kapabilitas pendidikan handal seperti mereka..

Ha ha ha.. muluk-muluk ya?? Terserah gua dong. Blog blog gue… :P

Tapi apa daya..sepertinya mereka salah mengerti… ilmu marketing: smile, eye contact , anthusias atau the Five element good communication, yang di agung-agungkan itu ternyata gagal dimari. Sekarang gue harus mikir cara yang ampuh buat ngebalikin mereka belanja ke toko gue.


Sebenernya gue pengen banget bilang sama mereka : hey Nona.. hanya karena aku tersenyum pada mu, menyebut namamu setiap kali bertemu.. tidak berarti aku berniat memacari mu… so rileks pliss… belanja di tempat gue lagi pliss !!

Oh ia..gue lupa.. ternyata gue juga nge add FB mereka…. Mungkin ini kali ya, penyebabnya?! T.T

Komentar

Postingan Populer