Kondangan!

KONDANGAN




Biasanya gue enggak terlalu bermasalah menghadiri kondangan orang, secara selama ini yang undang adalah juga teman dari teman, jadi gue enggak akan pernah kekurangan teman buat menghadiri kondangan itu.

Tapi kasus kali ini adalah pengecualian. Karena ternyata yang undang adalah teman gue yang enggak terlau akrab dengan teman sepermainan gue lainnya. Gue udah coba baca sekali lagi undangan yang dia kasi itu, tulisannya jelas : to Anadreas M. tanpa embel-embel partner atau Friends.

it mean gue harus berangkat seorang diri. Jadi datang lah gue ke kondagan ini seorang diri, dan karena tumben-tumbenya jalanan gak macet, gue udah nyampe setengah jam lebih awal sebelum acara di mulai.

Rada bingung dan kikuk juga sih awalnya, tapi begitu masuk, gue bersyukur Petrus adik komunitas gue udah ada disana, berhubung Petrus adalah juga mantan murid yang bersangkutan di Junior church.

“Silahkan, souvenirnya poto di belakang yah, kata seorang penerima tamu yang ayu tersenyum manis. Jadilah gue kebelakang buat melihat seperti apakah foto souvenir itu.

Ternyata adalah studio dadakan yang terdiri dari 2 payung pengarah cahaya, plus sebuah mesin yang mencetak foto seketika itu juga. jadi kupon yang di berikan ke penerima tamu kita serahkan, kemudian kita langsung di poto, dan potonya bisa langsung di ambil saat itu juga.

Gue duduk bentaran sambil merhatiin orang-orang yang di poto. Ternyata banyak diantaranya yang datang satu keluarga dan di poto rame-rame, atau datang sama rombongan teman-teman dan berfoto alay dan narsis gila. yang lainnya ada yang datang sama pacarnya, dan berfoto dengan gaya mesra no mesum.

Lah.. gue?? Gue mau Fota sama siapa? Selagi gue mikir keras, si Petrus ngomong ke gue: “kak, kita poto bareng yah? What? Poto bareng? berdua doang? “ Aje gile, entah kenapa gue langsung ngeri sendiri, membayangkan poto berdua sama cowo , di tambah status gue yang jom..eh, single ini.. apa kata dunia?? Ude pasti gue di kira HOMO!! Ya..HOMO!!

Kalau dipikir2 dunia memang gak adil, emansipasi hanya berlaku buat cewe doang. coba aja lu pikir, kalau ada cewe sama cewe jalan sambil gandegan tangan, orang akan bilang itu biasa , tapi kalau ada cowo sama cowo jalan sambil gandengan tangan, sudah pasti lah orang bilang itu HOMO!!

Gitu juga kalau ada cewe sama cewe yang rangkulan orang bilang itu wajar, tapi kalu ada cowo sama cowo yang rangkulan, pastilah orang bilang itu HOMO!! Dan.. kalau ada dua cewe poto berasama ,orang bilang itu wajar, tapi bagaimana kalau dua cowo poto bersama? Pastilah orang bilang itu…….. lo lanjut sendiri dah!

Sedikit panik, trus gue bilang: “loh kenapa? mending poto sendiri aja! kata gue coba menghindar. “ tapi kak, kalau cuman sendiri enggak bisa gaya-gayaan katanya dengan polos. “ sama!! Berdua juga gak bisa gaya-gayaan, garing kali?! kekeh gue menghindar dari ide gilanya itu.

Eh, gini aja deh, coba kamu cari teman kamu yang lain, nanti kita poto bareng sama mereka, jadi bisa gaya-gayaan, kata gue menghindar. E e e, maksud kakak, Kesia ya? “Ia ia ia.. Kesia.. Kesia.. mana dia? Kita tunggu Kesia aja kata gue kegirangan, seolah mendapat pencerahan. Kesia adalah temannya Petrus di JC, yang kebetulan juga gue kenal.
Ya udah, akhirnya kita bengong aja, nungguin acara weding di mulai, berharap ada teman akrab yang nongol sehingga bisa menuntaskan poto souvenir ini.

Gak lamaan acara di mulai, kita pun mengikuti prosessi demi prosesi, sambil berharap keajaiban datang dan memunculkan Kesia. Memang rada aneh, secara Kesia adalah salah satu murid dari pengantin Wanita ini di Junior church dan bisa dibilang tergolong dekat. Jadi kayaknya enggak masuk akal aja kalau Kesia dateng sampe telat gini .

Berkali-kali gue ngelirik ke penerima tamu, kalau-kalu Kesia dateng, tapi nihil! Acara terus berlanjut, dan kini saatnya buat jamuan malam. Sempet ketemu dengan beberapa pasang mantan anggota komsel minggu gue. tapi itu tadi, mereka datang berpasang-pasangan, dengan dan-danan pol-polan, jadi pastilah mereka maunya poto sama pasangan mereka, gue makin frustasi aja.

Sementara jam makin malam, padahal gue enggak bisa lama-lama di acara kondangan ini, karena udah kadung janji sama orang. akhirnya gue memutuskan buat poto sendirian aja, selagi Petrus sibuk sama makananya di ujung sana.

“Ya pak silahkan.. dan Jpret.. kilatan lampu menerpa dan sret-seret sret.. dalam tempo dua menit, poto single setengah ngenes gue jadi juga. Trus gue ambil tuh poto sambil nyariin Petrus diantara kerumunan tamu.

Eh, Sorry Petz, aku enggak bisa lama-lama, soalnya aku ada janji sama teman-temanku di kebayoran lama, aku pulang duluan ya, kata gue sambil nyalamin Petrus yang cuman bengong doang, oh ia, tadi aku udah poto duluan. Oke deh saya jalan ya.. God bless!!

Akhirnya gue cabut dari tempat itu, walaupun tentu saja degan perasaan sedikit bersalah, secara Petruz kan niatnya cuman poto bareng sama kakak Komunitasnya, lah gue sendiri sebagai kakak komunitasnya malah mikir ngaco.
Sory Pet.. kelak apa bila kau masih Jom..eh, single di usia jelang 30, maka kau akan mengerti persaan ini..halah..

btw, gue lebih suka menyebut diri gue Single ketimbang Jomblo, karena Jomblo itu identik dengan nasib yang gak laku-laku, sedangkan kalau single, itu lebih Karena pilihan. Kayak gue yang memang sengaja memilih single buat nungguin 171289 itu.. he he he he

Laiknya pepatah bilang: JOMBLO ITU NASIB, SINGLE ITU PILIHAN! DAN AKU SINGLE, BUKAN JOMBLO, INGAT ITU!! lol

Komentar

Postingan Populer