Confirm




Warna kuning keemasan sore seolah tumpah kejalanan sore itu, diantara bisingnya jalanan dan kerumunan orang yang menumpuk di pinggir jalan, “hup.. aku berhasil naik bis kota yang sangat tidak ramah ini. Setelah 15 menit diantara sempit dan padatnya penumpang, akhirnya aku berhasil mendapatkan tempat duduk, rasanya lega sekali.

Keringat tetap bercucuran sementara rasa pegal seolah masih menempel di kaki. ini adalah perjuangan setiap kamis untuk menghadiri komunitas rohani yang saat itu kami sebut FA! dan, setiap kali melintas di depan Roxy mas, yang waktu itu belum ada jalan layang, akan di selalu di suguhi pemandangan macet kuadrat yang pastinya menguras keringat.

Diantara raut-raut wajah yang berlukiskan kelalahan, dan juga aroma keringat yang menyengat, aku seolah hanyut dalam pikiran ku sendiri. Ada puluhan dan ratusan ide seoalah melayang-layang di kepalaku. Khotbah atau sharing singkat, kemudian pilihan lagu yang akan kami nyanyikan malam ini, sudah ada mantap di benakku. ada seratus bahkan seribu, perasaan dan bayangan,tentang apa yang akan kami kerjakan di Komsel malam ini. Maklumlah, komsel kami memang baru berdiri, dan semangatnya masih menyala-nyala.

Tiba-tiba sebuah sms masuk,bunyinya singkat namun efeknya bisa memangkas serias senyum di wajahku: "Sori yas.. aku enggak bisa datang Fa lagi" Aku hafal benar nomer ini, nomer seseorang yang sangat aku harapkan dan banggakan di komsel ini.Seseorang yang dewasa, berkarakter, dan bisa menganalisa permasalahan apa adanya.

Seratus, bahkan mungkin seribu harapan aku gantungkan pada Wanita ini, aku berangan dengannya, maka komunitas ini akan bisa maksimal, memberi dampak yang hebat. Tapi apa yang terjadi, semua harapan seolah sirna begitu saja.

Memang ini bukanlah yang pertama, ini adalah entah keberapa kalinya ia meminta keluar dari komunitas kami. Biasanya aku selalu berhasil membujuknya, meskipun ia berkata tidak, toh setiap hari kamis ia hadir. Tapi ini berbeda, minggu kemaren ia tidak datang, dan kali ini pun ia mengirim sms bahwa ia tidak akan datang, di tambah kata “lagi” di belakang smsnya, seolah mengisyaratkan bahwa dia tidak akan pernah datang lagi… dan dia serius!!

Aku pernah mengajaknya bicara seputar keinginannya meningalkan komunitas ini. Alasanya terkesan klise..
“ya, aku enggak cocok aja..
“loh enggak cocok kenapa? Kalau ada yang enggak kamu suka, kan tinggal bilang , trus kita rubah, komunitas ini kan punya kita bersama, justeru yang menentukan gimana polanya kan kita..
Ia berfikir sejenak kemudian
“ lu tau dong, gue kan cewe, masak ia gue pulang sendirian semalam itu.
“loh ..kan udah ada anak komsel yang mau anterin, dia juga senang kok bisa anterin kamu, lagian arah rumahnya searah, jadi gak perlu merasa gak enak atau sungkan sama dia.
"Ia sih, masalah pulang gue juga bisa sendiri, lagian Cuma naek angkot sekali ini, tapi lu tau dong, gue di komsel kan cewe sendirian, jadi kurang nyambung!

Kan ada Katerine, memang sih umurnya di bawah kamu, jadi kurang nyambung, tapi justru itu kan gunanya kamu disini, jadi bisa ajak teman buat gabung sekalian..
Kataku setengah memohon agar dia tetap tinggal di komunitas.

"Tetep aja, kayaknya gak bisa deh..
Katanya tetap pada pendiriannya.

Setelah mendapatkan kembali semangatku, aku membalas smsnya.

Ya udah, makasih udah gabung selama ini , kapan-kapan kalau ada waktu, jangan lupa datang ke FA kita, thx & Gbu.

Aku mentup handphone, dan benar saja, dia benar-benar tidak datang FA malam itu! walaupun sebenarnya aku sudah menduganya, tapi tetap saja aku kecewa. Terlalu banyak yang aku harapkan dari dia.

Memang melibatkan wanita dalam project atau komunitas yang aku kerjakan seolah memang sudah menjadi kebutuhan untukku, rasanya ketika ada rekan wanita di samping mu akan memberi warna berbeda. Dulu sewaktu mendirikan band yang bertahan seumuran jagung, aku memasukan Dara agnesia, seorang siswi kelas 3 SMA, sebagai satu-satunya personel wanita.

Kemudian ketika terlibat di project 9, dengan sangat sengaja aku memasukan Sienny Josdianto sebagai satu-satunya personel wanita. kemudian sewaktu bekerja sebagai team leader di perusahaan kredit, aku merekrut beberapa new sales wanita sebagai anggota team. ya.. buat saya memasukan wanita seolah-olah menjadi kebutuhan mutlak. Bukan karena ingin memanfaatkan project untuk mendekati wanita yang saya rekrut.

Buktinya selama ini saya cukup professional, dan berhasil membedakan mana perkerjaan mana perasaan. Saya jarang sekali terlibat “perasaan” dengan anggota team saya. buat saya mencampur adukan perasaan dengan pekerjaan hasilnya pasti berantakan. saya adalah tipe orang yang kurang sreg dengan hubungan dalam satu "kapal" dampaknya cendrung buruk, walaupun tidak semua tentu saja.


Saya tidak tahu kapan kami menjadi akrab, kalau tidak salah, setelah aku menawarinya produk MLM, kemudian kami mengikuti seminar MLM bersama beberapa kali, semenjak itu aku mengajaknya bergabung di FA, secara perasaan saya tidak tahu pasti. Hanya saja saya akui, ada perasaan nyaman ketika dekatnya, dan ada perasaan yang sebal luar biasa bila melihatnya duduk dan berbincang dengan pria lain, itu saja!

Semenjak sms yang saya kirim itu, Ia berubah, caranya melihatku tidak pernah sama lagi, entah apa yang salah dari sms saya itu. lagi pula perihal permintaan keluar dari FA itu adalah permintaanya sendiri, yang pasti kami tidak bisa akrab lagi, seolah ada invisible wall yang merintangi kami.

Waktu terus berlalu, Komunitas semakin berkembang, anggota bertambah semakin banyak, kalau awalnya dia adalah satu dari dua wanita di komunitas kita, kali ini ada banyak! Dan kau tau, ketika segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencanamu, kita memilki kecendrungan melupakan seseorang dengan cepat. Tidak peduli seberapa besar pengaruh orang itu dalam hidup mu. Sayapun begitu, saya tidak melihat Dia menjadi hal yang penting dalam komunitas yang saya pimpin.

Toh dia juga telah bergabung dengan komunitas baru, dimana kelihatannya ia sangat menikmati komunitas barunya itu. Tahun berganti dan waktu berlalu, ia akhirnya menikah dan meninggalkan gereja dimana kami sama-sama melayani. Semua berjalan seperti biasa, tidak ada yang berbeda.

Kemudian Era Fesbuk di mulai, oleh salah satu rekan Komselku, akupun dibuatkan account fesbuk, setelah mempelajarinya beberapa saat, seperti kebanyakan orang akupun langsung gandrung dengan jejaring social ini.

Suatu hari aku menemukan account fesbuknya lewat komen di wall teman, dengan antusias aku add, tapi setelah menunggu sekian lama, tidak ada konfirmasi pertemanan. aku heran, tidak mungkin dia tidak mengenaliku, ada lebih dari 70 mutual friend disana, lagi pula saya memasang foto dan nama saya yang sebenarnya di fesbuk.
Tak berapa lama request add friend saya malah di tolak, tak mau menyerah, saya mencoba mengaddnya ulang, namun sama, tetap ditolak!

Saya bertanya-tanya, apa yang salah, bukankah selama ini kami sudah berteman baik, toh di geraja kami juga saling menyapa walaupun memang tak seakrab dulu, berkali-kali saya mencari jawabannya, tapi tak juga menemukan alasan yang tepat. Dan dia bukanlah orang yang pertama melakukannya, sering kali wanita yang saya kenal baik, dan akrab dengan saya, tiba-tiba mengunfriend atau tidak mengconfirm saya, dan anehnya, mereka malah mengconfirm dengan segera, ketika saya mengunakan account palsu dan asal-asalan.

Apa ia, Dia atau mereka kecewa? kalau ia kenapa? Tapi, kalaupun ia, Apa ia kekecewaan harus di pelihara, bukankah pertemanan adalah hal yang penting yang harus di pertahankan? Walaupun mungkin kita sudah tidak seakrab dulu, memang Keakraban adalah hal yang penting dalam pertemanan, namun bukan segalanya, janganlah memutuskan tali persahabatan hanya karena kita tak bisa lagi menikmati keakraban, karena akan ada waktu, yang belum kita tahu, dimana kita akan saling membutuhkan.

tapi itulah wanita, mungkin saya belum bisa memahami mereka dengan baik,
jadi karena aku tak menemukan alasan yang tepat, mengapa mereka melakukan itu, maka aku menyederhanakannya dengan sebuah kesimpulan:

wanita yang pernah saya kenal dengan baik dan berteman baik, apa bila tiba-tiba meng unfriend saya, atau tidak mengkonfirm request pertamanan saya, maka mereka adalah barisan wanita korban patah hati saya.. bha ha ha ha ha (peee-deee)

-End-

Komentar

Postingan Populer