Daftar Menu
Setelah menunggu nyaris setengah jam, akhirnya ia muncul. Menggunakan
setelan kantor ia tampak begitu cantik, berjalan kearah mejaku kemudian “maaf
ya koh, jadi nunggu lama, soalnya ada rapat dadakan. “Eng.. apa kita ngobrol
didalam aja kali ya?! Belum juga aku
menyahut pertanyaanya, ia kemudian berkata: “ udah deh ko, kita ngobrol didalam
aja. Kemudian saya mengikutinya kebagian
belakang ruangan restoran yang mulai ramai akan pengunjung itu. Melewati meja
kasir kemudian masuk lewat sebuah pintu yang terletak disamping kitchen,
akhirnya kami sampai diruangan yang agaknya adalah ruangan kantor restaurant
itu.
Tempatnya tidak terlalu luas, hanya terdapat empat meja staff dan sebuah
white board yang cukup lebar dan sebuah televisi yang terhubung dengan cctv
untuk mengawasi semua sudut restauran tersebut.
“Koko duduk disini aja dulu ya, soalnya saya mau lanjutin
ngomong ama staff nih! “koko udah minum belom? Eh.. kemudian dia memanggil
seorang waitres yang kebetulan lewat untuk menyediakan minuman untukku. ya
gelas kedua, setelah sebelumnya gelas pertama saya habiskan sembari tadi menunggunya
diruangan depan. Sementara saya menyiapkan laptop dan siap-siap
mempresentasikan daftar menu restaurant yang ia pesan, ia kembali berdiskusi
dengan..kepala bagian keuangan agaknya. “Jadi begini loh pak, maksud saya saldo
dan setoran bla....bla..bla.. mereka berdua sibuk dengan istilah-istilah
akutansi lainnya.
Sepertinya bukan rapat yang mudah memang, beberapa kali
mereka beradu agrumen, sampai akhirnya duapuluh menit kemudian mereka mencapai kesepakatan
dan kesepemhaman. Sang kepala keunganpun akhirnya pamit pulang meninggalkan
kami berdua diruangan tersebut. “Oh ia ko, mana desainnya? katanya sambil
mengambil kursi dan duduk disampingku. “Eng.. coba tulisannya yang ini digedein,
trus daftar harganya di buat kebawah aja, pintanya. kemudian sambil
mengernyitkan dahi ia sejenak berpikir
“emm.. udah oke kook. “Eh ia Koo.. sorry nih, saya mesti ada rapat lagi,
Koko lanjutin aja dulu disainnya, sebentar saya liat lagi, eh mau nambah
minumnya gak? Eng.. enggak usah, ini aja masih cukup kataku.
Tak lama ia
kembali ke mejanya, meraih telepon untuk menyuruh masuk staff lainnya. Tak lama
kemudian seorang pria berbadan bongsor masuk, lengkap dengan seragam putih yang
khas dipakai orang-orang bekerja dibagian kitchen. Sementara saya sibuk dengan
photosop, sesekali saya menguping pembicaraan mereka yang adalah ternyata
masalah niatan sang karyawan yang hendak keluar karena mendapat tawaran baru
direstaurant lain. “jadi... gini loh ya pak, seandainya nih.. saya ajuin
kenaikan gaji?! jadi sesuai dengan yang
nawarin bapak, gimana? Tapi ini rahasialoh pak, jangan sampai dikasi tau ke
yang lain, bapak ngertikan kalau masalah besaran gaji itu sangat rahasia.
“ia ngerti bu.. tapi begini bu, ini bukan masalah gaji aja
bu, tapi juga kesempaan saya buat belajar. Soalnya diretaurant ini, bagian ini
kan cuman saya yang bisa, jadi saya enggak tau belajar kemana, baik buruknya
cuman saya yang tau. kKalau ditempat
lain saya kan bisa sekalian belajar bla.. bla.. bla.... dia coba menjelaskan,
tapi intinya niatannya untuk keluar memang sudah bulat. Sama dengan rapat
sebelumnya, pembicaraannya cukup alot,
tapi lagi-lagi ia berhasil memenangkan negosiasi. Tak lama sang karyawan keluar
ruangan dan satu masalah lainpun terselesaikan.
“Gimana Ko, udah sampai mana? katanya sambil duduk
disampingku. “Ia ini udah saya rubah bagian yang tadi, kataku menjelaskan.
Sejenak ia mempelototi layar monitor laptop ku kemudian menggangguk. “udahsih..
tapi ini nih, yang ini kurang menonjol, bisa lebih diekspos enggak, jadi begitu
orang liat daftar menunya langsung keliatan. “ooh...ia bisa..bisa.. aku
mengangguk sambil meraih mouse. Oh ia Ko, saya masih ada rapat satu lagi nih,
Koko belum makan kan? nanti kita makan disini aja, pasti enak deh, soalnya ada menu baru! katanya sambil tersenyum lebar.
Benar saja, tak lama seorang karyawan lainnya masuk
menghadap. Berebeda dengan dua sebelumnya yang sepertinya masalah yang cukup
alot, kali ini tentang promosi. Sang
karyawan yang baru saja masuk akan mendapat promosi. tapi sebagai orang yang
dipromosi ada tantangan dan yang harus
dilewati sang karyawan. “Jadi gini ya pak, kalau dalam tempo dua minggu ini
bapak bisa lolos ujian ini, bapak resmi saya naikkan gradenya dan tentunya sallarynya jugaikut naik loh pak.
Walaupun senang dengan promosi tersebut sangkaryawan kelihatan ragu dan tak
percaya diri. Bapak pasti bisalah, kalau bapak bla...bla..bla.. belasan tips ia
berikan untuk menaikkan rasa percaya diri.
Dari hasil nguping saya selama diruangan tersebut, ternyata restaurant
yang tergolong besar dikawasan kuliner diutara Jakarta ini memang sedang
mengalami restrukturisasi. Dan teman saya ini agaknya menjadi manajer kalau
tidak bisa dibilang Direktur. Karena ia berhadapan langsung dengan seluruh
karyawan dan menjadi jembatan bagi para investor dan owner restuaran tersebut,
karena setiap kali sebelum dan
sesudah membuat keputusan, ia selalu
menelpon seseorang yang memang ternayta adalah
owner restaurant tersebut.
Sungguh sebuah prestasi tentunya, diusianya yang masih
muda.. maksudku muda bila dibanding dengan usiaku, ia telah memegang jabatan
penting direstaurant ini. Bukan sekedar penting, ia bahkan memegang kunci sukses
tidaknya restrukturisasi sebuah retaurant yang tergolong punya nama di
kawasannya itu.
Dan semakin menjadi luar biasa karena ini bukanlah pekerjaan
utamannya. Karena pekerjaan utamanya adalah bagian PR disebuah perusahaan
swasta nasional yang membuatnya harus sering keliling kota diIndonesia “Biasa ko demi sesuap nasi dan segenggam
berlian.. begitu ia berkelakar.
“Gini nih koh, capeknya ampun ampunan, badan kadang berasa
remek, trus gak ada waktu buat pacaran guraunya lagi sambil tertawa lepas. Sementara aku hanya tertawa sambil
menggeleng-gelengkan kepala menunjukan rasa salut dengan kerja kerasnya.
Padahal
Gadis yang saya kenal digereja ini tampak sangat pendiam, ini pulalah yang
membuat saya sempat tertarik dan cukup percaya diri dan berniat mendekatinya.
Bermodalkan hobby potografi, saya nyaris saja punya momen buat “ngedate” dengan
gadis cantik yang satu ini. Kalau bukan saja seorang teman sesama fotografer yang
adalah temannya juga hadir dalam sesi potret kali itu, mungkin itu adalah kali pertama
saya menghabiskan sesi potret hanya berdua dengan calon model, artinya
kesempatan buat ngemodus terbuka lebar..ha ha ha
Tapi malam itu semua berubah, caraku melihatnya tak lagi
sama. Karakternya yang kuat dan pekerja keras memang kelihatan sangat sexy dimataku
yang sangat menggagumi wanita mandiri ini. Tapi tahapan demi tahapan yang ia
lalui diruang rapat tadi sungguh membuatku terintimidasi, dan jatuh percaya
diri. Percaya dirinya yang tinggi, kepribadainya yang kuat, caranya berbicara,
caranya mengkomunikasikan sesuatu.. Ia.. aku benar-benar terintimidasi, inilah
kali pertama aku mulai memahami dan sedikit mengerti kenapa banyak para pria
yang tidak harmonis rumah tangganya, justru ketika istrinya memiliki promosi
yang jauh lebih bagus dan lebih tinggi darinya. Mungkin perasaan yang kualami
diruangan tersebut sama percis dengan perasaan mereka. Susah dijelaskan secara nalar dan logika
memang, tapi begitulah rasanya sangat pisikologis.
Dan Seperti janjinya, malamitu dua orang waiters masuk kedalam
ruangan, menyajikan menu-menu yang sebagian bahkan teramat asing bagiku. Bahkan
sebagian dari menu itu adalah kali
pertamanya aku menyicipinya dan tentu saja terasa lezat, namanya juga hidangan
restaurant. Sambil melahap makan malam kami, sesekali kami berdiskusi tentang
menu tersebut di selingi berbagai perbincangan lainnya. Dinner berdua di
ruangan kantor tersebut menjadi akhir pertemuan
kami malamitu. Setelah disainnya
disetujui aku menyerahkan filenya dan pamit diri, sementara dia masih
melanjutkan beberapa pekerjaan lainnya, padahal malam sudah sangat larut. Tak
terbayang lelah yang ia alami, tapi ia senang dan sangat menikmati itu semua.
Jalanan sudah mulai tampak agak sepi ketika aku memacu
motorku, sejenak aku melayangkan pikirku pada perasaan “ge-er”ku yang rasanya
konyol, rasa ge-er ku memang bukan tanpa beralasan. Laiknya dimanapun,
pekerjaan potografer dan disain grafislah untuk meyakinkan klien akan hasil
pekerjaan mereka. Tapi dalam proyek menu kali ini sebaliknya. Aku sudah
beberapa kali berniat mundur dan mengajukan beberapa teman yang adalah ahlinya
disain grafis untuk meng take over pekerjaan itu. Tapi... ia cukup pintar untuk
meyakin kan aku, bahwa aku bisa, aku mampu dan aku punya kualitas. Sesuatu yang
membuatku merasa senang sekaligus janggal.
Sebenarnya akupun bukanlah pecundang yang terburu-buru
mengatakan tidak sebelum mencoba sesuatu. Hanya saja kali ini judulnya berbeda.
Restaurant tersebut bukanlah pemain baru yang
akan baru membuat daftar menu
dan media promosi lainnya. Melainkan sebuah
restauran mapan yang sudah punya nama, dan judulnya pun berbeda, yaitu “restrukturisasi”
yang artinya memulai semuanya dengan sesuatu yang bukan saja baru, tapi sesuatu yang jauh lebih baik. Dan
aku cukup tau diri, melihat desain terlebih dulu yang dikerjakan oleh para
profesional membuat disainku yang hanya kelas hobiis kalah pamor. Bukan itu
saja, ia bahkan berjanji kalau disain pertama ini berhasil,
selanjutnya media promosi restaurant itu akan diserahkan padaku, sebuah
hitungan materi yang lumayan tentu saja.
Jadi kesimpulan itu
lah yang membuat aku besar hidung! eh, maksudku.. besar kepala! atau kepe-dean
kuadarat. Dengan bodohnya aku merasa bahwa pekerjaan yang ia tawarkan adalah
semata membuka peluang untuk aku mendapatkan hatinya. Tapi sekali lagi semenjak
melihat cara kerjanya yang sangat bagus itu, melihat pencapaian-pencapaian yang
ia buat diusianya yang jauh dibawahku itu, aku bersyukur tidak menghayal
terlalu jauh. Atau bahkan sempat melakukan hal-hal aneh lainnya, ia..semua
keanehan yang kulakukan pada gadis yang aku sukai, seperti apa yang aku lakukan
pada #putribungsupakBambang.
Dibawah temaram malam yang disinari lampu jalanan, aku
memacu motorku sembari mengambil kesimpulan. Tidak semua yang hal terbaik itu
cocok untuk kita, karena kualitas dan kesepadanan adalah dua hal yang harus
berjalan beriringan. Sungguhpun aku mengngaguminya, tapi aku tau pasti dia
bukan untuk ku, disana seorang pria dengan kualitas yang sama denganya siap
menanti dan menjadi yang terbaik baginya. Dan aku? Kembali pada dunia ku..
ia..siapa lagi kalau bukan #putribungsupakBambang. Ah padahal..sama aja lah,
mendapatkan #sikurusbergigibesar ini juga termasuk impian yang kelewat batas
juga adanya.
-End-
Komentar
Posting Komentar