342km #part2
Tak lama kemudian aku
terlelap, setidaknya aku terbangun dua kali untuk kemudian kami sampai
ditujuan utama kami, ya.. PANGANDARAN!! Pukul lima pagi kami turun
diterminal bis Pangandaran. Bergantian tukang becak menawrkan jasanya,
namun kami tolak, karena kami akan dijemput oleh bapak Ikin, penduduk
setempat sekaligus pemilik rumah tempat kami menginap selama
diapangandaran.
Bapak Ikin ini kenal baik dengan saudaranya Merry dan Paulus, jadi
rasanya seperti berkunjung kerumah saudara saja.
Sesampainya dirumah pak Ikin, kami langsung menempati 2 dari 3 kamar Tidur dirumah itu, Merry satu kamar dengan adiknya Paulus, sedangkan saya satu kamar dengan William yang belakangn diam-diam saya menyebutnya woody pekker...ha5. Setelah meletakan barang bawaan dan bersalin baju, Aku, William dan Paulus memutuskan untuk bermain-main dipantai Timur, karena kediaman bapak Ikin memang berada dekat dengan pantai Timur, kurang lebih 100 meterlah. Sedangkan Merry memutuskan untuk melanjutkan tidur paginya.
Dengan berjalan kaki kami tiba di pantai Timur, memang bukan tempat yang idela buat pemandian, hanya ada beberapa pengunjung yang bermain air dipinngir pantai, dan disinilah saya menemukan pemandangan menarik. Sebuah pemandagan yang baru pertama kali saya liat secara langsung. Yaitu aktifitas para nelayan yang menagkap ikan secara bergotong royong. Caranya dengan mengguanakan perahu jala ditebar ketengah laut, untuk kemudian secara bergotong royong jala tersebut ditarik kebibir pantai
tampak pemandangan pantai timur pangandaran dipagi hari
paranelayan bergotong royong menarik jala yang ditebar kelaut menggunakan perahu motor.
setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kelompok nelayan ini membawa hasil tanggkapan mereke ke bibir pantai.
saat isi jala dituangkan, hasil jerih lelah merekapun mulai kelihatan, yaitu beraneka macam, ikan,kepiting, cumi dan udang.
setelah mensortir ikan menurut jenisnya, sebagaian hasil tangkapan mereka langsung diserbu oleh pengunjung yang kebetulan berada dipantai pagi itu.
ikan-ikan ini dijamin segar seratus persen, karena langsung dari tangkapan laut, tanpa melewati proses pengawetan menggunakan es, apa lagi Formalin. ingin sekali rasanya membeli dan mencicipi langsung ikan hasil tangkapan nelayan ini. tapi mengingat kondisi kami yang hanya menginap tanpa bisa masak sendiri, akhirnya saya mengurungkan niat tersebut.
to be continue
@matondank
Sesampainya dirumah pak Ikin, kami langsung menempati 2 dari 3 kamar Tidur dirumah itu, Merry satu kamar dengan adiknya Paulus, sedangkan saya satu kamar dengan William yang belakangn diam-diam saya menyebutnya woody pekker...ha5. Setelah meletakan barang bawaan dan bersalin baju, Aku, William dan Paulus memutuskan untuk bermain-main dipantai Timur, karena kediaman bapak Ikin memang berada dekat dengan pantai Timur, kurang lebih 100 meterlah. Sedangkan Merry memutuskan untuk melanjutkan tidur paginya.
Dengan berjalan kaki kami tiba di pantai Timur, memang bukan tempat yang idela buat pemandian, hanya ada beberapa pengunjung yang bermain air dipinngir pantai, dan disinilah saya menemukan pemandangan menarik. Sebuah pemandagan yang baru pertama kali saya liat secara langsung. Yaitu aktifitas para nelayan yang menagkap ikan secara bergotong royong. Caranya dengan mengguanakan perahu jala ditebar ketengah laut, untuk kemudian secara bergotong royong jala tersebut ditarik kebibir pantai
tampak pemandangan pantai timur pangandaran dipagi hari
paranelayan bergotong royong menarik jala yang ditebar kelaut menggunakan perahu motor.
setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kelompok nelayan ini membawa hasil tanggkapan mereke ke bibir pantai.
saat isi jala dituangkan, hasil jerih lelah merekapun mulai kelihatan, yaitu beraneka macam, ikan,kepiting, cumi dan udang.
setelah mensortir ikan menurut jenisnya, sebagaian hasil tangkapan mereka langsung diserbu oleh pengunjung yang kebetulan berada dipantai pagi itu.
ikan-ikan ini dijamin segar seratus persen, karena langsung dari tangkapan laut, tanpa melewati proses pengawetan menggunakan es, apa lagi Formalin. ingin sekali rasanya membeli dan mencicipi langsung ikan hasil tangkapan nelayan ini. tapi mengingat kondisi kami yang hanya menginap tanpa bisa masak sendiri, akhirnya saya mengurungkan niat tersebut.
to be continue
@matondank
Komentar
Posting Komentar