NATE
Ia menyapukan pandangannya kewajah-wajah lugu para
remaja itu. Sedikit kikuk ia menarik nafas dan membenarkan posisi berdirinya.
“Nama saya Matondang! Kalian boleh panggil saya kak Matondang atau Ko Matondang,
terserah nyamannya yang mana. “Kedepannya saya akan melanjutkan pelayanan yang
selama ini telah dikerjakan penuh dedikasi oleh kak Irma, katanya.
Belasan remaja yang penasaran itu
menatapnya datar tanpa ekspresi. Mereka baru sadar bahwa seseorang bertampang
om-om yang selama tiga minggu ini duduk berbaur diantara mereka adalah penerus
Kak Irma yang akan memimpin wadah itu. Sebagian mungkin keheranan, mengapa yang
menggantikan kak Irma bukan anak muda, atau setidaknya lebih muda dari Kak Irma,
melainkan om-om yang satu ini?!
Emh, ini adalah kali pertama saya sharing
di gereja, biasanya saya sharing di*COOL . Jadi harap maklum yah, kalau ada poin-poin yang kurang
teratur, lanjutnya sambil berusaha menguasai panggung yang tidak terlalu luas itu. Hanya beberapa pengurus inti
yang tersenyum. Sementara belasan remajaitu masih menatapnya datar, dengan rasa
tanya yang
menggantung.
Pagi ini kita akan membahas tetang
pentingnya Komunitas didalam gereja. Apa itu komunitas? Berikut kita akan belajar tetang
komunitas
dengan penjabaran secara umum, dan
alkitabiah.. bla bla bla bla bla.. dan iapun terhanyut dengan materi yang ia siapkan seminggu
sebelumnya itu.
Dalam hitungan duapuluh menit ia selesai. Tergolong
khotbah yang singkat memang. Tapi ia sengaja, karena setelah penjabaran materi,
ia mengajak para pengurus untuk berbaur dengan belasan remaja tanggungitu,
membuat kelompok-kelompok kecil dan mepraktekan materi yang baru saja ia
bawakan.
Sementara ia mengambil salah satu kursi
kosong diposisi paling belakang ruangan itu. Ia duduk sambil menatapi kehebohan
kecil yang terjadi, ketika kelompok-kelompok kecil itu terbentuk. Ia tersenyum
lega. Maklum saja, walau sudah puluhan kali berbicara didepan anak muda, baru
kali ini ia berkesempatan berbicara dari
atas mimbar gereja.
Sejenak pikirnya mengawang kemasa lalu,
merangkai runutan peristiwa demi peristiwa sehingga ia bisa berada diatas mimbar yang terkenal
sakral itu. Bukan.. bukan kemampuan, bukan pula kekudusan dan kesucian, atau karena kepribadiannya yang elok, yang
mengantarnya keposisi itu. Cuma satu, : Kasih karunia!! Ia sendiri merasa tak layak akan
posisi itu, sudah berkali-kali ia menolak,
dan memilih sebagai pendukung saja.
Tapi ketika diperhadapakan pada
pilihan menutup wadah kecil itu atau ia
maju menggantikan pemimpin terdahulu, akhirnya ia pun setuju. Sebagai seorang yang
aktif dan belajar banyak di komunitas, penutupan sebuah wadah atau komunitas
memang selalu terasa pahit. Dan disinilah ia berdiri, diantara belasan remaja
tanggung, yang belum bisa dibliang Youth atau pemudaitu. Dipilih menjadi mentor sekaligus Bapa
Rohani. Sebuah predikat yang dirasa belum layak disandangnya.
Dan memang ini bukanlah perasaan dan merasa
semata, benar adanya bahwa kekurangan sangat melekat padanya.
Sejenak benang angannya mengait pada NATE!
ia menyebut gadis yang sekarang
berprofesi dokter gigi ini sebagai putri tercantik sejagad. Dan memang ia
tidak mengada-ada, Gadis berperawakan agak jangkung ini memang sangat cantik,
beberapa temannya semasa kuliah menjulukinya sebagai artis korea. Sebagian
lainnya menyarankan untuk ikutan sekolah modelling, atau bahkan ikut mendaftar dalam salah satu reality show
ternama, asian top model.
Tiga..atau empat tahun lalu.. kurang tau
pasti, adalah kali pertama ia bertemu Nate, ketika itu Nate hendak memfotokopi beberapa kertas yang ternyata adalah bahan
komsel ditempat Matondang bekerja. Pertama Matondang terkesima akan kecantikan Nate, tapi sekali lagi di kampus tempat
Matondang bekerja, Gadis cantik terkadang menjadi pemandangan yang biasa. Jadi
apa yang membuat Nate menjadi berbeda?
Komsel! Nate memimpin komsel kecilnya yang
terdiri dari 3 wanita dan satu pria! setidaknya
sekali dalam seminggu Nate berkumpul dengan teman komselnya, terkadang sebagsi pendengar, tapi lebih
sering menjadi pemimpin. semenjak itu Matondang rajin menatapi Nate setiap kali
ada kesempatan. Tak puas hanya bisa menatapi dari kejauhan, Matondangpun
mencari cara untuk mengenal Nate. Maklum waktu itu Matondang sendiri tidak tau
nama Nate siapa.
Terkadang kemauan dan kegigihan yang begitu dalam bisa
terjawab dengan cara yang aneh! Ia.. A.N.E.H!! “Blue tooth...entah
bagaimana software yang berfungsi sebagai pentransfer data ini lah yang
akhirnya menjadi jalan buat Matondang untuk mengenal Nate. Berawal dari nama
Bluetooth dilanjutkan ke google, dan akhirnya..Matondang bisa leluasa mengenal
gadis cantik yang memiliki kemiripan paras dengan ayahnya ini.
Tapi kegembiraan yang berlebihan sering
kali membuat orang bertindak aneh, ia A.N.E.H!! sekaligus kehilangan kedewasaan
dan kenormalan dalam berpikir. Dan Matondang membuat beberapa tindakan BODOH,
sebagian lagi menyebutnya tindakan
PENGECUT!! Yang pada akhirnya membuat Nate ill feel. Sebuah tindakan yang
disesali Matondang sampai detikini.
Tidak ada niat jahat apapun yang terbesit
lewat tindakannya itu. Hanya ketiadaan pertimbangan dan terhanyut perasaan senang melambunglah yang membuatnya
bertindak A.N.E.H ,ia tindakan yang
oleh sebangaian orang menyebutnya tindakan seorang PENGECUT!
Niat yang baik, harus disampaikan dengan
cara yang baik! Cuit singkat yang entah ditujukan oleh Nate pada siapa, seolah menjadi
pelajaran berharaga bagi Matondang. Dan bahkan sering sekali menjadi bahan,
ketika ia berniat menyampaikan sesuatu. Sbagian sisi seolah menunjukan pintu telah tertutup dan
Matondangpun berusaha mengerti dan mengubur mimpi akan Putri impiannya itu.
Tapi setelah setahun berjuang, Matondang
menyerah! Ia tak kuat membohongi hatinya, walaupun mengikuti kata hati adalah
melawan logika. Karena Secara logika nyaris tak ada alasan apapun buat Nate
untuk bisa menerima Matondang. Tapi Matondang tak mau ambil pusing, ia terlalu
lelah berbohong pada hati, dan
akhirnya Matondang memilih berserah, bukan menyerah.
Walaupun tetap saja terselip rasa sesal,
seandainya saja ia tak salah langkah, mungkin ia bisa berkenalan dengan cara
yang NORMAL dengan Nate, menjadi teman baik, kemudian menjadi sahabat dan pada
akhirnya berkesmpatan memenangkan Hati Nate. Sebuah runutan pergaulan yang paling ideal
dan nyaman bagi Matondang.
“Ko..Koo.. alfonso yang bertugas sebagai
soundman menyadarkan Matondang dari angannya. Enng, anu.. ia, kenapa?! Katanya sedikit
kaget. Udah waktunya buat nutup! kata Alfonso sambil menyerahkan mik wireless.
Matondang maju kedepan, menyimpulkan materi yang ia bawakan, sekaligus memimpin
doa dan menutup sisa ibadah siang itu.
Jauh didalam hatinya ia berdoa buat Nate.
Kau tau ia berdoa apa? Ia berdoa agar suatu
saat Nate bisa bergabung bersama
Matondang melayani anak muda ditempat itu, dengan
posisi : IBU GEMBALA :)
*COOL adalah komunitas atau komsel rohani
yang berada dilingkungan Gbi yang digembalakan pdt. Niko
Komentar
Posting Komentar