BERPIKIR POSITIF vs BERPIKIR JERNIH
Dalam menghadapi situasi sulit kita sering kali diajak untuk berpikiran positif,umumnya orang akan menangakan kita sambal berkata, udaah positif thinking aja. Seolah-olah apa bila kita berpikiran positif maka segala masalah bisa selesai begitu saja. Satu sisi berpikir positif itu memang baik, karena akan mencegah kita untuk berlarut-larut dalam rasa kecewa atau berburuk sangka. Tapi tanpa kita sadar berpikir positif tidaklah selamanya baik, karena berpikir positif seringkali hanya menyelesaikan masalah saat itu saja dan hanya bersifat personal atau hanya diri kita sendiri. Tetapi sejatinya enggak menyelesaikan masalah sama sekali.
Kenapa?
Karena sering kali berikir positif itu mengabaikan kondisi
real yang sebenarnya atau menolak mencari tahu inti permasalahan sebenarnya dan berharap atau berekspekatasi supaya suatu
saat keadaan akan berubah dan baik-baik saja, atau kedepannya akan terjadi
kemajuan. Padahal sering kali tidaklah demikian, masalah atau problem yang
tidak diselesaikan tidaklah benar-benar selesai, sering kali akan terulang, dan
lebih jauh dari itu karena diawal tadi kita telah menaruh harapan bahwa masalah
selesai atau orang yang berseteru dengan kita berubah membaik tetapi tidak
terjadi maka kekecewaan kita semakin dalam dan kita bisa jadi semakin terpuruk.
Itulah sebabnya kita
tidak boleh hanya sekedar berpikir positif saja, tetapi sebaiknya berpikir
jernih.
Berpikir jernih adalah sebuah kondisi dimana ketika terjadi
masalah kita tidak buru-buru mengambil kesimpulan tetapi terlebih dahulu
menyelidiki dan menghadapi persolan yang ada. Kenapa sebuah masalah bisa terjadi,
kenapa saya ribut dengan A atau cekcok degan B. Ini salah siapa, salah saya
atau salah si B, dan baiknya bagaimana. Artinya berpikir jernih kita berusaha
untuk menghadapi masalah tersebut secara baik lewat analisa pikiran ataupun
tindakan.
Tetapi untuk bisa berpikiran jernih kita harus punya
keberanian dan kerendahan hati. Keberanian dalam artian berani menerima
kenyataan kalau orang tersebut memang melukai kita, berani menerima kenyataan
kalau memang kita yang salah dan berani bertanggung jawab, Juga berani
mengambil keputusan ketika kita memang sama sekali tidak salah tetapi berani atau rela melepaskan pengampunan kepada
seteru kita.
Untuk bisa memiliki pikiran jernih kita butuh yang namanya
alat bantu atau ukuran atau standar, untuk menilai apakah kita cukup jernih
melihat dan menyelesaikan masalah. Ukuran atau standar untuk bisa berpikir
Jernih adalah kebenaran. Kebenaran sendiri ada 2, yaitu kebenaran factual, yang
real sebenarnya terjadi, Dan satu lagi kebenaran yang Bibikal atau kebenaran
berdasarkan Firman Tuhan.
Kebenaran Faktual adalah fakta yang riel terjadi dilapangan,
misalnya kita berbisnis kita ditipu segala buktinya ada dan real, ada bukti surat-menyurat
dan lain-lain. Hak kita adalah menuntut orang yang menipu atau menunutut orang
yang melukai kita untuk minta maaf. Secara factual adalah hak kita, dan kita
berada posisi yang benar.
Tetatpi selain kebenaran Faktual ada kebenaran bibikal. Kebenaran
bibikal adalah sekalipun orang tersebut terbukti bersalah dan kita berhak
menuntut atau menghukum, tetapi lebih memilih mengampuni, mengampuni loh ya,
bukan melupakan. Ini lah yang disebut kebenaran bibikal.
Tuhan Yesus pernah menyingung hal ini dalam.
MATIUS 18:21-22
18:21 Kemudian
datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku
harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh
kali.
Atau
Matius 5:39
39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang
yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu,
berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Kedua ayat ini menggambarkan kebenaran bibikal, yaitu
mengasihi tanpa menuntut balas.
Dan untuk kita bisa memiliki yang namanya kemampuan berpikir
jernih bedasarkan kebenaran yang bibikal kita harus punya kebiasaan merenungkan
kebenaran Firman TUHAN. Merenungkan adalah satu tindakan analisa dalam pikiran.
Bia kita terbiasa menganilsa makan bisda di pastikan kita bisa berpikir jernih,
terlebih bila yang di renungkan atau yang dianalisa adalah kebenara Firman
TUHAN maka kita bisa berpikir jernih berdasarkan kebenaran yang bibikal.
Mazmur 1:3-4
3.tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang
merenungkan Taurat itu siang dan malam
4.Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
Firman TUHAN mengatakan apabila kita terbiasa merenungkan
Firman TUHAN maka kita akan memilki kemampuan untuk bertaahan dalam segala
situasi dan keadaan dan tetap menang (menghasilkan buah)
Pohon ditepi aliran air artinya pohon tersebut tetap melalui
musim laiknya pohon manapun, tetapi kenapa pohon tersebut bisa menghasilkan
buah? Karena berada ditepi aliran air. Begitu juga denga kita, ikut TUHAN tidak
akan meluputkan kamu dari masalah dan segala proses kehidupan, tetapi lekat
dengan TUHAN lewat perenungan firman TUHAN akan memberikan kamu kekuatan dan
kemengan melalui segala tantangan hidup.
So, milikilah pikiran yang jernih yang bersandar kepada
kebenaran yang bibikal hasil perenungan Firman TUHAN!
God Bless
Komentar
Posting Komentar